BekasiUpdate.id - Kantor Wedding Organizer (WO) bernama Harmoni Wedding di Jalan Jati Raya, Kelurahan Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan saat ini nampak seperti bangunan kosong tak berpenghuni. Kondisi ini menyebabkan puluhan Calon Pengantin (Catin) dari Bekasi dan daerah sekitarnya dirundung cemas lantaran hari bahagia sudah semakin dekat.
Salah satunya Anisa (24), awal tahun 2025 nanti ia akan menikah dengan calon suaminya. Tepat pada tanggal 3 Oktober perasaannya mulai berkecamuk, sebagian kebahagiannya tidak lagi seperti hari kemarin lantaran kantor WO saat didatangi sudah dalam keadaan kosong.
Jadwal Fitting baju pengantin dan foto Prewedding yang dijadwalkan keesokan harinya gagal. Hari pernikahan semakin dekat, ia pun mencari informasi ke berbagai sumber termasuk karyawan WO tersebut hingga mengetahui kantornya sudah pindah dan tak lagi menemukan keberadaannya.
"Nikah rencananya di bulan Januari 2025," katanya.
Anisa mengaku rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar lantaran rating dan testimoni di media sosial WO tersebut tergolong bagus. Selain itu, ia juga telah memastikan kevenarannga dengan cara mendatangi langsung kantor WO tersebut.
Selain uang muka Rp25 juta yang sudah ia keluarkan di awal pembayaran, total yang yang sudah ia keluarkan sampai dengan saat ini mencapai Rp56 juta. Pemilik WO selalu meminta tambahan uang dengan berbagai alasan, mulai dari alasan orang tua sakit hingga umroh.
"Saya benar-benar tidak tergiur dengan apa yang dia tawarkan. Cuma karena saya sudah pilih dia, ya saya kasih, saya kasih, saya kasih. Total 9 kali pembayaran, belum semua. Total nilai itu Rp60 juta," ungkapnya.
Itu pun, beberapa kali Anisa menolak untuk memberikan tambahan uang. Seingatnya, hampir setiap pekan pemilik WO tersebut meminta tambahan uang kepadanya.
Sedikit lebih kecil dari Anisa, ada korban lain yang telah mengeluarkan uang Rp52 juta. Bahkan ada salah satu Catin yang saat ini bergabung dengan Anisa dan korban lainnya hendak melaksanakan pernikahan pada tanggal 12 Oktober nanti, saat ini tengah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari nol.
Korban yang lain merupakan warga Bekasi, Nia Dwiyani (24) menyampaikan bahwa awalnya ia tergiur dengan tawaran diskon hingga promo dari WO tersebut.
"Misalkan kita sudah janji minggu ini kita mau datang ke galerynya atau kantornya, itu dikasih diskon. Dia langsung ngejanjiin kasih diskon 20 persen atau Rp2 juta, atau berapa seperti itu," ucapnya.
Setiap transaksi dilaksanakan via transfer dan tunai. Nia mengaku sudah mulai menaruh curiga sejak akhir bulan September kemarin, dimana pada akhir pekan pemilik WO tersebut mengirim pesan singkat kepada dirinya dan pelanggan lain agar memberikan tambahan uang dengan alasan orang tuanya sedang sakit.
Pekan kemarin, ia masih sempat mengirim pesan singkat kepada pemilik WO untuk meminta undangan lantaran hari pernikahannya sudah semakin dekat. Rencananya ia akan menikah pada 30 November nanti.
Namun, tiba-tiba nomor yang ia hubungi tidak aktif. Terakhir kali ia mendapat pesan, pemilik WO tersebut memberikan dua opsi kepada pelanggan termasuk dirinya, yakni menemui kakaknya agar acara pernikahan tetap berjalan.
Ia dan pelanggan lain dibebaskan biaya dekorasi, namun tetap membayar kebutuhan lain dengan cara mencicil. Menurutnya, pilihan ini tidak masuk akal.
"Opsi yang kedua lapor ke polisi, dia siap dipenjara tapi ngilang. Dia WA ke klien yang bulan ini acara," paparnya.
Saat ini pelanggan yang bergabung dengan Anisa dan Nia berjumlah 56 orang. Malam kemarin, baru empat orang yang membuat laporan kepolisian.
"Total 56 kalau yang ada di grup, Rp1 M lebih kerugianya. Bayangkan, satu orang itu minimal Rp10 juta," tambahnya.
Pantauan Radar Bekasi siang kemarin, kantor WO yang dimaksud nampak kosong, tidak ada satu pun pegawai di dalamnya. Bahkan didepan lokasi kantornya terpampang tulisan dijual.
Sejumlah orang mengaku korban terus berdatangan ke lokasi. Kondisi di bagian teras kantor WO terlihat berantakan, sejumlah barang berserakan seperti bangunan kosong ditinggal penghuninya.
Salah satu keluarga korban yang dijumpai di lokasi, Ryan Setiawan (31) mendatangi lokasi tersebut setelah melihat informasi di media sosial. Ia menceritakan bahwa adiknya telah menetapkan tanggal pernikahan pada 1 Februari 2025, dengan total biaya yang dikeluarkan Rp24 juta belum termasuk catering.
"Adik saya sudah Rp18 juta masuk, janjiannya dibuat acara Februari tanggal 1 2025," ungkapnya.
Satu minggu yang lalu, adiknya sempat diminta untuk melunasi sisa biaya yang telah disepakati, namun urung dilunasi lantaran waktu pernikahan masih terpaut jauh. Sesuai dengan kesepakatan, pelunasan biaya wedding sedianya dilunasi H-3.
Saat ini ia dan adiknya pun kehilangan jejak, nomor pemilik WO sudah tidak bisa dihubungi.
"Baru tau itu kejadiannya hari ini di sosial media Instagram, dan saya cek kesini benar sudah kosong. Barang-barangnya sudah tidak ada juga," tambahnya.
Pengalaman dari warga di sekitar tempat tinggal membuat ia percaya dengan WO tersebut. Hanya saja, nama WO saat itu Srikandi, bulan Harmoni Wedding.