BekasiUpdate.id - Ratusan pelajar MAN 2 Kota Bekasi menggelar aksi demo di tengah apel upacara di halaman sekolah pada Senin (17/2).
Mereka menuntut Kepala Sekolah, Nina Indriana transparan dalam pengelolaan anggaran kegiatan sekolah.
Seorang pelajar berinisial J mengungkapkan, bahwa diantara kekecewaan dengan kepemimpinan Nina karena kegiatan wisuda yang akan dijalani pelajar Kelas XII ternyata dikomersialkan.
Pasalnya, setiap calon wisudawan diwajibkan mengeluarkan biaya lebih dari Rp 1 juta hanya untuk mengikuti kegiatan tersebut. "Itu enggak masuk akal karena Rp 1 juta itu sudah mahal banget. Tapi, pihak sekolah masih minta," jelas J.
Belum lagi kepemimpinan Nina, terkait fasilitas sekolah yang dianggap kurang layak.
J mengungkapkan, saat pertama kali menjabat sebagai kepala sekolah pada 2023, Nina pernah berjanji akan membangun fasilitas seperti kamar mandi, fingerprint, dan kamera CCTV. Meskipun beberapa fasilitas tersebut telah terealisasi, pelajar merasa tidak mendapatkan manfaat yang sesuai. "Contohnya toilet, kerannya pada copot, gayung pada ilang-ilangan, penutup toilet duduk patah," jelas J.
Kasus lain, kebijakan yang membuat pelajar kecewa, karena Nina diduga tak pernah memberi upah bulanan kepada pembina ekstrakulikuler.
Hal ini membuat pelajar terpaksa menyisikan uang jajannya untuk urunan membayar gaji pembina ekstrakulikuler.
"Jadi, anak-anak yang ekskul itu putar otak entah itu nombok pakai uang sendiri atau apa supaya bisa bayar gaji pelatihnya gitu," ujar J.
J menyatakan, besaran uang SPP Rp 250.000 setiap bulannya tidak sebanding dengan kebijakan Nina yang enggan memberikan upah kepada pembina ekstrakurikuler. "Kegiatan ekstrakurikuler tidak dibiayai, bahkan gaji pembina per bulan tidak dikeluarkan sama sekali," ungkapnya.
Atas berbagai masalah ini, para pelajar menuntut agar Nina mundur dari jabatannya sebagai kepala sekolah. J menyatakan, desakan ini sedang dipertimbangkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bekasi, yang turun langsung untuk mendengar aspirasi para pelajar. "Kami minta Ibu Nina turun (jabatan) atau ganti kepala sekolah," kata J.